Berbeda apakah berdosa?

berbeda apakah berdosa?
berbeda apakah berdosa?

Halo guys, kembali lagi ya di posting gue, Maruf Kusbianto. Gue merupakan mahasiswa asal Indonesia yang sedang kuliah Gratis di Rusia. Kali ini gue akan bahas jika kita berbeda apakah berdosa?

Setelah gue beberapa bulan tinggal di Rusia untuk kuliah gratis, ada beberapa hal baru yang gue dapet. Tentunya terkait dengan perbedaan budaya, agama dan kebiasaan yang ada di Rusia dan Indonesia.

Di sini gue ga akan bahas mengenai hal-hal berbau kebudayaan atau kebiasaan, gue concern ke bagian agamanya. Lebih fokus lagi ke agama Islam, kenapa? karena gue ga terlalu mendalami agama lain, dan sedari kecil gue udah diajari ajaran Islam baik secara formal atau pun non-formal.

Banyak sekali perbedaan tata cara sholat yang gue lihat di sini. Ga perlu gue jabarin, toh di Indonesia aja udah beragam kan? Apalagi di sini, tempat berkumpulnya mahasiswa dari berbagai benua men. Lu terlalu alay kalo mempermasalahkan perbedaan itu di tempat terlalu majemuk kayak di sini. Kita di sini pun masing-masing melaksanakan sesuai dengan mazhab masing-masing. Apapun mazhabnya.

Anyway, ajaran Islam menurut wikipedia, memiliki 4 mazhab yaitu Syafi'i, Hanafi, Hambali dan Maliki. Agama dominan sepanjang wilayah Timur Tengah, Afrika Utara, Afrika barat, asia selatan dan Tenggara adalah Islam. See how big this population?

Dengan adanya 4 mazhab ini tentu memiliki pandangan dan dasar sendiri mengenai persoalan ijtihadiyyah. Meskipun kadang berbeda pendapat, para ulama pendiri empat mazhab ini tidak pernah mencela satu sama lain.

Perbedaan mazhab juga bukan menandakan bahwa umat Islam tidak memiliki kesatuan akidah, sistem dan politik. Karena pada dasarnya yang gue tau bahwa setiap mazhab memiliki kiblat yang sama yakni Al-Quran dan hadits(CMIIW). Gue ga bisa berpendapat mengenai kenapa 4 mazhab ini berbeda, gue ga jago beginian.

Gue sebagai orang awam sedari kecil udah diajarin sama orang tua gue bahwa rukun islam kita semua se-dunia itu cuman 5, ga lebih ga kurang. Dari kecil juga gue diajarin kalau ada perbedaan entah pendapat, cara pandang, dan sebagainya itu harus dihargai. Maka dari itu gue ga pernah mempermasalahkan tentang perbedaan yang menurut gue masih masuk akal dan ga melenceng dan tetap berpegang teguh dan terikat kepada aturan.

Dari dulu gue ga pernah bertanya kenapa lebaran kita selalu ada 2 hari berbeda, satu kelompok duluan, satu lagi kelompoknya lebaran setelahnya. Karena menurut gue itu lumrah, selama itu sesuai dengan keyakinan dan mazhab mana yang mereka ambil. Sependapat dengan bokap gue, setiap gue tanya kita ini masuk kelompok mana? Selalu beliau jawab kita Islam, bukan kelompok ini atau kelompok itu.

Kebiasaan ibadah gue pun kayaknya ga beda-beda banget sama orang lain, gue dari kecil udah dimasukin ke sekolah sore untuk mengaji, di situ gue dapet tambahan pengetahuan agama. Lekat sampai sekarang pengetahuan yang gue dapet dari sekolah mengaji sore, sekolah dasar dan menengah pertama yang berbasis madrasah. Semua gue pandang sama, bukan menyamakan mazhab, karena pada akhirnya setiap mazhab itu pasti bersumber ke Al-Quran atau Hadist.

Tapi semakin gue gede, semakin banyak orang yang mengagung-agungkan sebagian mazhab melebihi yang lain. Konflik pun ga jarang terjadi di tengah orang awam, karena para ulama pendiri tiap mazhabnya tidak pernah mempermasalahkan perbedaan atau menilai mazhab satu dengan mazhab lainnya.

Yang membuat konflik itu sendiri adalah orang (awam) yang mencoba membandingkan atau mengagungkan mazhab yang dia pilih. Pada zaman Sahabat, pun terjadi perbedaan pendapat, namun ga ada satu pun dari mereka yang menyerang atau memusuhi yang lain pun juga menyatakan yabg lain salah atau pendek akalnya.

After all, berbeda apakah berdosa? No, ga ada yang berhak mendosa-dosakan atau menyalahkan satu sama lain.

Gue analogikan kita sesama hamba Allah, yang tentunya memiliki pandangan dan pilihan sendiri, hargai itu. Atau mau yang lebih simpel, kita sesama peserta lomba, apa layak mendiskualifikasi sesama peserta? No, kita derajatnya sama. Kalau berbeda itu merupakan keunikan masing-masing bukan kehinaan atau sesuatu yang perlu dipersalahkan.

Inget kita ini cuman makhluk, bukan tugas kita untuk membandingkan makhluk mana yang superior atau bukan, just do what you believe in, no matter what, as far as you are in right way.


kalau bisa dipermudah kenapa harus dipersulit dan dibikin rumit, bukan urusan kita menyeragamkan  dunia dan seisinya, All we need is respect each other, no matter what. Its simple way to make this world more beautiful with the difference.


Terimakasih udah mau mampir dan baca sejenak tulisan gw, sampai jumpa di postingan berikutnya!

Regards,

Post a Comment

0 Comments